20101029

pendidikan ABK 1. Anak tunagrahita

October 29, 2010 2 Comments
PENDAHULUAN

Individu tunagrahita seringkali salah dipahami oleh masyarakat yang tidak betul-betul memahaminya. Banyak orang awam yang menganggap bahwa anak tunagrahita adalah anak yang mengalami gangguan jiwa. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa individu tunagrahita sering menunjukkan sikap yang aneh dan perilaku yang tidak sesuai dengan umurnya.
Dalam laporan ini, akan dijelaskan masalah sebenarnya yang dihadapi oleh anak tunagrahita. Sehingga dapat memberikan pemahaman lebih mengenai anak tunagrahita.

KONSEP ANAK TUNAGRAHITA
Kekeliruan pemahaman yang terjadi di masyarakat mengenai anak tunagrahita disebabkan oleh perilaku anak tunagrahta yang aneh dan tidak sesuai dengan umurnya. Dengan kata lain, terdapan kesenjangan antara kemampuan berpikir (mental age / MA) dengan perkembangan usianya (chronological age / CA). Sebagai contoh, anak tunagrahita yang berumur 16 tahun menunjukan tingkah laku seperti anak berumur 5 tahun.
Ketunagrahitaan adalah suatu kondisi yang kompleks, yaitu karena kemampuan intelektual yang rendah dan adanya hambatan dalam perilaku adaptif. Perilaku adaptif adalah kemampuan seseorang dalam memikul suatu tanggung jawab sosial sesuai dengan perkembangan usianya. Anak tunagrahita mengalami hambatan pada kemampuan menolong diri dan keterampilan dalam hubungan interpersonal serta kemampuan dalam menggunakan fasilitas yang diperlukan sehari-hari.
Berdasarkan perkembangan kognitif, anak yang disebut tunagrahita jika IQ nya berada dibawah angka 70 atau kemampuan kecerdasannya menyimpang 2 sampai 3 simpangan baku(rata-rata IQ 100 dengan simbangan baku 16). Berikut adalah pengelompokan anak tunagrahita berdasarkan penyimpangan kamampuan kecerdasannya :
1 Tunagrahita ringan (mild) : 2-3 simpangan baku
2 Tunagrahita sedang (moderate) : 3-4 simpangan baku
3 Tunagrahita berat (severe) :4-5 simpangan baku
4 Tunagrahita sangat berat (profound) : 6 keatas

HAMBATAN PADA ANAK TUNAGRAHITA
Berikut adalah hambatan – hambatan yang dialami oleh anak tunagrahita :

1 HAMBATAN BELAJAR
Anak-anak pada umumnya memiliki kemampuan kecerdasan rata-rata sehingga memiliki kemampuan untuk menemukan kaidah dalam belajar. Sementara anak tunagrahita tidak memiliki kemampuan untuk menemukan kaidah dalam belajar. Mereka mangalami apa ynag disebut cognitive deficite yang tercermin pada salah satu atau lebih proses kognitif seperti perseppsi, daya ingat, mengembangkan ide, evaluasi, dan penalaran.
2 HAMBATAN PENALARAN
Individu tunagrahita mengalami hambatan dalam memahami dan mengartikan norma lingkungan. Hal itu disebabkan karena adanya kesenjangan antara MA dengan CA anak tunagrahita . semakin dewasa anak tunagrahita, maka semakin lebar jenjang tersebut.

3 HAMBATAN DALAM PERKEMBANGAN BAHASA
Anak tunagrahita pada umumnya mengalami gangguan atau kesulitan bicara, dimana individu mangalami kesulitan dalam mengartikulasikan bunyi bahasa dengan benar. Mereka juga mengalami gangguan bahasa dimana seorang anak mengalami kesulitan dalam memahami konsep kosakata, kesulitan memahami atura dan gramatikal dari bahasa yang digunakan. Anak tunagrahita lebih banyak mengalami gangguan bahasa dibandingkan dengan gangguan bicara.
4. MASALAH KEPRIBADIAN
Ciri kepribadian seseorang dipengaruhi oleh factor yang melatarbelakanginya yaitu:
1 Isolasi dan Penolakan
Anak tunagrahita cenderung tidak punya teman sehingga mereka menjadi tersingkir dari pergaulan sosial. Semakin ia ditolak oleh teman sebaya, maka ia akan semakin mengembangkan cara pergaulan yang salah.
2 Labeling dan Stigma
Pemberian label tunagrahita merupakan suatu bentuk diskriminasi yang dapat menimbulkan kesan buruk (stigma) terhadap anak tunagrahita.
3 Stres Keluarga
Keluarga merupakan factor yang sangat penting dalam membentuk pribadi anak. Orang tua yang memiliki anak tunagrahita kemungkinan akan mengalami perasaan bersalah atau kekecewaan yang mendalam. Akibatnya orangtua mungkin akan menolak kehadiran anak tersebut atau memberikan perlindungan yang berlebihan. Sikap seperti itu dapat menimbulkan masalah emosi pada anak tunagrahita.
4 Frustasi dan Kegagalan
Anak tunagrahita tidak dapat melakukan tugas-tugas yang dituntut kepada mereka dengan baik. Akibatnya anak tunagrahita cenderung mengalami banyak kegagalan dan frustasi dan hal tersebut juga sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya.

5 Kesadaran Rendah
Anak tunagrahita memiliki kesadaran yang rendah terhadap emosinya. Mereka umumnya memiliki perasaan tidak berdaya untuk melakukan sesuatu atas keinginannya sendiri, melainkan harus ada dorongan dari orang lain. Anak tunagrahita kebanyakan tidak mampu mengontrol emosi mereka. Oleh sebab itu anak tunagrahita biasanya ditandai dengan perilaku irrasional dan kecemasan yang berlebihan.

PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA
Pada saat ini, pendidikan bagi anak tunagrahita masih bersifat formal. Kurikulum yang digunakan cenderung bersifat akademik dan tidak memperhatikan hambatan yang dialami peserta didik. Guru Sekolah Luar Biasa yang mengajar semata-mata hanya untuk mencapai target pengajaran. Sehingga proses belajar menjadi sangat kering.
Pendekatan pengajaran yang digunakan oleh guru adalah dalam bentuk abstrak. Padahal peserta didik tunagrahita kurang mampu memahami hal abstrak. Seharusnya guru manggunakan media pembelajaran.
Guru seharusnya melihat hambatan yang ada pada anak tunagrahita dan menentukan pengajaran yang tepat untuk anak didiknya dan guru tidak menentukan target nilai yang harus dicapai anak didik, melainkan melihat perkemangan yang sudah dicapai oleh peserta didiknya.

KESIMPULAN
Anak tunagrahita bukanlah anak yang mengalami gangguan jiwa. Melainkan anak yang memiliki hambatan dalam kemampuan kecerdasan dan kemampuan adaptif. Kemampuan mental anak tunagrahita berkembang lebih lambat daripada perkembangan usianya, sehingga mereka terlihat aneh karena melakukan hal-hal yang tidak tepat pada usianya. Perkembangan mental anak tunagrahita tetap dapat berkembang, tetapi akan sangat lambat. Mereka juga mengalami banyak hambatan karena kecerdasannya yang dibawah rata-rata dan ketidak mampuannya dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.
Seharusnya pendidikan bagi anak tunagrahita tidak terlalu formal dan bersifat akademik. Para guru seharusnya melihat hambatan yang dialami anak didiknya dan menentukan pendidikan yang layak untuknya.

SARAN
Setelah kita mengetahui mengenai anak tunagrahita, sudah sepantasnya kita tidak memandang sebelah mata lagi kepada mereka, karena itu dapat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadiannya.

see more here:

20101015

terikat masa lalu

October 15, 2010 0 Comments
sudah jauh dan tak pernah tampak lagi
namun bayangannya selalu mengikuti
seolah selamanya berdiri dibawah matahari sore
diam terpaku
matinya waktu
hanya mampu menoleh ke belakang
berusaha menangkap gambaran kabur
dari sang masa lalu

20101006

Ketika Bahagia Menyapa

October 06, 2010 0 Comments
Dalam sekajap mata hujan turun di atas tanah gersang
setetes air untuk tenggorokan yang kering
setitik rasa manis diantara getirnya pahit
secercah cahaya dalam gelapnya malam

segala yang nampak tak seperti tampaknya
dunia yang suram tampak tersenyum cerah
caci maki dunia tak lagi terdengar
digantikan dengan lagu malaikat yang riuh rendah

hanya beberapa kata
mampu mengubah dunia seperti surga...